A. Dampak Aplikatif
Teknologi Komunikasi
Dalam bidang social
Dampak positif :
Kemajuan teknologi komunikasi
yang cepat dapat mempermudah komunikasi antar manusia dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
Dampak negatif :
- Dengan makin pesatnya
komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang asalnya face to face menjadi
tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa.
- Seseorang yang
terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang
individualis.
- Dengan pesatnya
teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat peluang
masuknya hal-hal yang berbau pornografi,pornoaksi,maupun kekerasan makin mudah.
- Maraknya cyber crime
yang terus membayangi seperti carding,ulah cracker,manipulasi data, dan
berbagai cyber crime yang lainnya.
- Interaksi anak dan
computer yang bersifat satu (orang) menhadap satu (mesin) mengakibatkan anak
menjadi tidak cerdas secara social
Dalam Bidang
Pendidikan
Dampak positif
- Informasi yang
dibutuhkan akan makin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan
- Inovasi dalam
pembelajaran maki berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang makin
memudahkan proses pendidikan
- Kemajuan TIK juga akan
memungkinkan berkembangnya kelas Virtual
atau kelas yang berbasis Teleconference yang tidak mengaharuskan sang pendidik
dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
- Sistem administrasi
pada sebuah lembaga pendidikan akan makin mudah dan lancar Karena penerapan
system TIK.
Dampak Negatif
- Kemajuan TIK juga akan
makin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak atas kekayaan
intelektual(HAKI),karena makin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang
bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan .
- Walaupun system
administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan. Sebuah system tanpa
celah,tetapi jika terjadi sesuat kecerobohan dalam menjalankan system tersebut
berakibat fatal.
- Salah satu dampak
negative televise adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat
Dalam bidang Ekonomi
Dampak Positif
- Makin maraknya penggunaan
TIK akan makin membuka lapangan pekerjaan .
- Bisnis yang berbasis
TIK atau yang biasa disebut E-commerce dapat mempermudah transaksi transaksi
bisnis suatu perusahaan atau perorangan
- Dengan fasilitas
pemasangan iklan di internet pada situs situs tertentu akan mempermudah
kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk
Dampak Negatif
- Dengan mudahnya
melakukan transaksi di internet menyebabkan akan makin memudahkan pula
transaksi yang dilarang,seperti transaksi barang selundupan atau transaksi
narkoba
- Hal yang sering terjadi
adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan
kerugian financial yang besar.
Dalam bidang
pemerintahan
Dampak Positif
- Teknologi informasi dan
komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahaan atau yang disebut e-government
membuat masyarakat makin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga
program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancer.
- E-government juga dapat
mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien dan bisa meningkatkan
komunikasi antara pemerintah dengan sector usaha dan industri.
- Masyarakat dapat
memberi masukan mengenai kebijakan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah,sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah
Dampak Negatif
Makin bebasnya masyarakat
mengakses situs pemerintahan akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang
dapat merusak system TIK e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU
ketika penyelenggaraan pemilu oleh cracker.
B. Konsekuensi Sosial
Teknologi Komunikasi
Memang, teknologi
komunikasi menjadi satu kekuatan yang bisa mempengaruhi kekuatan sosial
lainnya. Teknologi komunikasi memiliki keterkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Tidak berlebihan kiranya bila ada orang yang
mengatakan bahwa teknologi komunikasimempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan budaya.
Bisa saja pemakaian
teknologi komunikasi menguntungkan, misalnya meningkatkan produktivitas,
memperpendek waktu dan jarak. Tetapi, tidak berarti tidak menimbulkan
persoalan. Beberapa persoalan yang munculmisalnya, jurang antara pihak yang
kaya dan miskin informasi makin besar,privacy jadi terganggu, orang jadi
terpencil dari lingkungan sosial, informasitidak benar disusupkan melalui media
interaktif dan batasan-batasan pekerjaanyang lama tidak berlaku lagi.
Makna Konsekuensi
Sosial Pemakaian Teknologi Komunikasi
Salah satu cara untuk
melihat pengaruh teknologi komunikasi padakehidupan sosial adalah, melihat
konsekuensi sosial pemakaian teknologi komunikasi. Konsekuensi sosial dengan
dampak sosial pemakaian teknologikomunikasi memiliki makna yang berbeda.
Konsekuensi sosial adalah akibatsosial sebagai kelanjutan logis sebuah keadaan
atau pemakaian dan sudahdisadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah
keadaan sosial sebagaihasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari.
Dengan demikian,perbedaan konsekuensi sosial dan dampak sosial adalah pada
unsur logis dankesadaran. Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan
kesadaran, sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan sadar.
Konsekuensi Sosial.
Teknologi Komunikasi
Konsekuensi sosial
teknologi komunikasi bisa dilihat pada perubahan hubungan individu dengan
individu, individu dengan komunitas, individu denganlembaga sosial (seperti
kelurahan, kecamatan, kabupaten propinsi dan negara),individu dengan media
massa, komunitas dan media massa, komunitas dengan. lembaga sosial, tentu saja
setelah pemakaian teknologi komunikasi. Keinginan untuk berubah tersebut,
sesungguhnya, tidak pernah direncanakan oleh seorang pemakai teknologi
komunikasi. Hanya saja dia memperoleh makna dari pengalamannya menggunakan
teknologi komunikasi tersebut. Makna itu sendiri kemudian direkonstruksikannya
ke dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, perubahan hubungan yang
terjadi seolah-olah datang begitu saja. Sehubungan dengan kenyataan di atas
terdapat dua jenis konsekuensi social teknologi komunikasi yang penting, yaitu:
Perubahan Hubungan
Sosial
Jika hubungan antara
dua komponen masyarakat berubah, katakanlah antara seorang individu dan
individu lain karena pemakaian teknologi komunikasi, maka sudah terjadi
konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu berawal dari sense dia mengenai
orang lain. Tetapi, pada saat seorang individu mulai memikirkan sensenya
tentang orang lain, menurut Steven G. Jones, sesungguhnya dia juga mernikirkan
sense dia tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orang-orang lain dan
ingin menjadi apa dirinya (1998:2). Kalau sudah begini, perubahan hubungan
sosial tersebut berasal dari konstruksi seorang individu tentang, individu
lain.
Kenyataan di atas akan
menjadi sangat jelas bila dikaitkan dengan pemakaian komputer dalam masyarakat.
Seperti telah diketahui komputer memiliki kedudukan sebagai pembentuk media
baru. Media baru, yang nota bene membutuhkan komputer tersebut, menjadi alat
untuk berkomunikasi. Tidak heran bila orang menyebutnya sebagai
Computer-Mediated Communication (CMC). CMC ini bisa meningkatkan kemampuan
seorang individu dalam mendengar dan melihat. Nah, orang-orang yang memakai CMC
inilah kelak yang membentuk cybersociety. Tanpa CMC tidak mungkin ada
cyhersociety. Bila dalam masyarakat biasa setiap individu hidup bersama-sama
secara fisik dalam sebuah daerah tertentu, maka setiap individu di dalam
cybersociety tidak harus hidup dalam sebuah kawasan tertentu.
Bisa saja individu yang
tergabung di dalamnya tidak pernah bertemusecara fisik dan hidup di daerah yang
berbeda-beda. Mereka terhubungkan karena sama-sama menggunakan on-line
communication. Itulah sebabnya konstruksi sosial mereka tentang sebuah realitas
tidak dibentuk oleh jaringan para pemakai CMC, melainkan dalam jaringan itu
sendiri. Dengan demikian, di luar jaringan CMC, realitas itu tidak pernah
terbentuk. Persoalan yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan
sosial karena pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak
mudah menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi selalu memiliki efek
samping (side effect). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Institute
for the Quantitive Study of Society terhadap 4.000 pengguna internet
menyebutkan bahwa internet menyebabkan isolasi sosial (social isolation). Makin
lama seorang individu menggunakan internet, makin berkurang kontaknya dengan
lingkungan sosial (Suara Pembaruan, 2/9/01). Pola hubungan
menggunakan CMC antara pengirim dan penerima pesan umumnya belum saling
mengenal (unknown) apalagi dengan penggunaan identitas singkat pada e-mail dan
nick name pada fasilitas IRc menyebabkan komunikasi yang terjadi adalah
komunikasi tertutuptidak terbuka.
Kecenderungan yang demikian menyebabkan interaksi sosial yang terjadi
tidak memiliki makna dan hanya bersifat maya atau
semu.
Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui
bantuan komputer bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak
(paperless) sehingga lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file.
Makanya dahulu banyak kursus mengetik, sekarang sudah jarang kita temui kursus
mengetik apalagi di kota-kota besar. Setelah dirasakan dapat menggantikan cara
konventional baru terlihat kelebihan lainnnya, misal menggantikan sarana
pengiriman surat dengan surat eletronik (email), pencarian data melalui search
engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya. Fenomena ini menunjukkan
bahwa disamping efsiensi dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru
menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang lain semakin berkurang. Adanya
e-mail menyebabkan masyarakat tidak membutuhkan lagi tukang pos apalagi Kantor
Pos. Tidak perlu bertemu dengan pedagang perangko, penjual amplop dan
sebagainya.
Transformasi Sosial.
Munculnya masyarakat
informasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(i) informasi menjadi
senjata strategis; (ii) pemilihan. informasi menjadi dasar konflik antara
pernerintah dan pengusaha; (iii) informasi tidak lagi gratis; (iv) semua
informasi yang bernilai tinggi akan tersimpan dalam bentuk digital; (v) pustaka
akan dipenuhi oleh buku-buku pintar elektronik; (vi) pustaka dunia akan muncul
dalam bentuk informasi elektronik; (vii) konsep manusia tentang privacy,
security dan pemilikan berubah; (viii) pertukaran informasi meruntuhkan
batas-batas budaya dan wilayah; (ix) konflik akan terjadi antara pemakai dan
manajemen sistem informasi; dan (x) orang-orang yang menjadi “spesialis
informasi” akan menjadi sangat berkuasa (Dalam Tanduklangi, 1993:127).
Tetapi, sebuah masyarakat tidak bisa disebut
masyarakat informasi kalau masyarakat tersebut tidak terbuka. Salah satu
pendorong lahirnya masyarakat terbuka adalah pemakaian teknologi komunikasi.
Ini terasalogis. Sebab, pemakaian teknologi komunikasi mempengaruhi
strukturmasyarakat. Nilai vang dibawa oleh sebuah teknologi kornunikasi sanggup
menggoyahkan struktur masyarakat yang lama. Nilai egaliter misalnya, menggusur
struktur masyarakat yang tertutup. Kalau masyarakat masih mempertahankan
struktur masyarakat tertutup dengan adanya CMC misalnya, itu sarna saja dengan
menentang evolusi. Wajah masyarakat dalam masyarakat terbuka ditandai oleh
keberadaan nilai-nilai heterogen. Akibatnya sifat pluralistik jadi menonjol.
Penonjolan sifat pluralistik ini menjadikan menuntut masyarakat mengubah
orientasinya. Tidak terlalu berlebihan bila ada orang yang berpendapat bahwa
kesadaran masyarakat untuk mengenal dirinya sendiri sangat penting dalam rangka
memakai sebuah teknologi komunikasi. Pilihan orientasi diri ini menentukan
seluruh sikap individu dalam memakai teknologi komunikasi.
Bila masyarakat terbuka sudah terwujud, maka
sesungguhnya ia bisa memaksakan terbentuknya pemerintahan yang terbuka (open
government)pula. Pemerintahan yang terbuka sudah dianut oleh banyak Negara
demokratis. la ditandai, paling tidak oleh: (i) seluruh kegiatan pemerintah
harus bisa diikuti dan dipantau oleh khalayak; (ii) informasi yang dikuasai
oleh pemerintah mudah diakses khalayak; dan (iii) proses pengambilan keputusan
terbuka bagi keterlibatan khalayak (Santosa 2001:41). Dengan demikian, tiga parameter utama
pengelolaan negara yang baik (Gooodoovernance), seperti akuntabilitas,
transparansi dan partisipasi dipenuhi oleh pemerintahan yang terbuka.
Goodgovernance sendiri sekarang sudah menjadi salah satu ukuran eksistensi
sebuah negara. Transformasi sosial lainnya adalah terdapatnya orientasi kerja
manusia yang semula pada otot berubah berorientasi pada otak, sehingga
perbedaan gender dalam kerja semakin sempit. Pergeseran pola hidup secara umum.
Pola hidup manusia akan sangat tergantung kepada komputer yang menggambarkan
besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam hidup manusia. Dampak ini akan
terus berlanjut hingga produk-produk yang dikelola komputer menjadi produk yang
cerdas ( smart product ).
C. Konsekuensi Kultural
Teknologi Komunikasi
Konsekuensi kultural
pemakaian teknologi komunikasi dimaknai sebagai berubhnya karakter yang
dimiliki lembaga sosial, sitem pengetahuan, prilaku keseharian individu dan
komunita, sistem nilsi dan norma dalam masyarakat sebagai kelanjutan logis dari
pemakaian teknologi komunikasi. Sebagai sebuah gambaran: orang yang sering
menggunakan internet, seringkali sadar bahwa kadang-kadang mereka berutrusan
denga apa yang disebut realitas maya(virtual reality). Realitas maya, seperti
yang ditulis Mark Slouka, merujuk pada lingkungan yang "menyelubungi"
atau "Menghidupkan secara sensual", yang dimasuki individu dengan
cara menghubungkan dirinya dengan jaringan komputer yang sangat beasr atau
disebut internet. Artinya: orang yang mengakses internet sadar bahwa kadang
internet dapat menimbulkan ilusi bagi mereka. Tapi seringkali banyak orang tak
bisa membedakan antara ilusi dengan dunia nyata.
Dari realitas diatas
maka sebenarnya internet telah membentuk komunitas baru yaitu komunitas maya
(virtual community). Dalam kontek virtual community ini, ada konskuensi
kultural pemakaian teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu:
Perubahan sistem nilai
dan norma
Dunia internet
ibaratnya belantara informasi yang hampir tak terbatas. Ketika orang searching
di internet, bisa dibaratkan orang tersebut seperti mengembara. dalam
pengembaran tersebut akan ditemukan dan dijumpai sekian banyak pengalaman dan
informasi. Maka pada tataran berikutnya tidak mustahil orang tersebut akan
mengadopsi nilai, pengetahuan, noerma, budaya yang diperoleh selama pengembaran
di internet. Apa yang diadopsi dari internet bisa saja sesuatu yang dapat
meningkatkan kualitas masyarakat, artinya seuatu yang bermanfaat. Misal nilai
yang danut adalah nialai-nialai yangdapat bermanfaat untuk membangun kebudayaan
industri.Tapi juga tidak mustahil juga orang-orang yang mengakses internet
tidak lagi peduli dengan tatanan moral, sistem nilai dan norma yang telah
disepakati berpuluh-puluh tahun. karena mereka hanyut dalam pengembaraan mereka
dan menabarak apa saja yang dianggap mengahalangi tujuan mereka. dalam
pengembaraan di internet tidak lagi mengenal bats budaya. Bisa saja secara
fisik kita hidup di budaya jawa, tapi secara imaginatif kita hidup dalam budaya
barat. Kalau hal ini berlangsung lama dan terus menerus, bukan tidak mustahil
apa yang di idamkan dalam kayalan pengguna internet lambat laut akan diterapkan
dalam akan diterapkan pdan kehidupan reil mereka.erujuk hal diatas akan sangat
mungkin pemakaian teknologi komunikasi internet membawa konsekuensi pada perubahan
moral dan kemanusiaan, orang lebih percaya isu daripada informasi, lebih
percaya rumaor ketimbang kebenaran.
Penyerahan sebagian
otoritas diri pada teknologi komunikasi.
Sesungguhnya pemakaian
teknologi komunikasi dipengaruhi oleh pola pikir (apa yang benara), sistem
nilai(apa yang baik) dan siakap (apa yang harus direspon). Ini menyiratkan
pemakai teknologi komunikasi harus tahu persis apakah kelak perilakunya baik
dan responya proporsional. Boleh saja prilaku, sistem nilai yang dianut sebelum
menggunakan internet berbeda setelah menggunakan internet. tapi seyogyanya
perubahan tersebut harus sudah di perhitungkan sebelumnya, sehingga kita bisa
mengendalikan kemajuan teknologi komunikasitersebut.Bila dicermati, ada
kecenderungan pemakai internet dalam tingkat heavy user, seringkali tidak
pernah merasa puas dengan apa yang telah didapat dari internet. Yang terjadi
justru sebaliknya. Orang akan semakin penasaran dengan informasi yang mereka
dapatkan di internet, dan akhirnya akan terus mencari dan mencari informasi
baru. atau secara sengaja diciptakan rasa penasaran akan informasi yang ada di
internet.Padahal kita semua tahu menggunakan internet bukan merupakan barang
gratis. perlu ongkos untuk bisa memakainya. Baik uang maupun waktu kita yang
tersita. pada titik inilah, mereka telah menyerahkan sebagian, kalau tidak
seluruhnya, otoritas diri mereka pada internet. Mereka tanpa sadar, tidak lagi
menjadi entitas yang mandiri didalam rumah merekasendiri. pada saat inilah
sebenarnya orang mengatakan bahwa "Culture is not only human's made, but
also makes human".
Kolonisasi
Kolonisasi adalah
perbuatan yang menjadikan sebuah daerah/negara lain sebagai sebuah koloni.
Koloni sendiri adalah sebuah daerah yang didiami oleh pendatang yang sengaja
mengambil keuntungan dari daerah itu dengan mempraktekkan kebudayaan asal
mereka. Secara sosialogi, kolonialisme yang sering dipertkarkan dengan
imperialisme adlah penaklukkan satu daerah/negara oleh derah/negara lain dengan
kekuatan fisik seperti militer. tetapi, keduanya sama-sama punya muatan
keinginan untuk menjajah daerah/negara lain.Kolonialisme secar fifsik memang
tidak lagi. Invasi secara fsisk juga tidak lagi di praktekkan.
Akan tetapi sesuai
dengan dengan pengertian teknologi kounikasi, dimana teknologi komunikasi akan
membawa nilai-nilai dari mana teknologi komunikasi itu di buat, maka dengan
sendirinya penyebaran pemakaian tekkom oleh derah/negara lain akan menrebarkan
nilai-nilai ke negara pemakai tek kom tersebut. ketika nilai-nilai yang dibawa
teknoogi komunikasi tersebut begitu berakar dan diadaopsi oleh masyarakat
negara penggunadan mengalahkan budaya lokal, maka yang terjadi sesungguhnya
adalah ekspansi kultural. Ujung-ujungnya yang seringkali terjadi ekspansi
kultural akan dibarengi dengan ekspansi secara ekonomi. Kalau sudah demikian
maka sebenarnya kolonisasi juga tidak bisa dihindarkan lagi.
Referensi: