Matahari
memancarkan sinarnya begitu terik, sinarnya begitu menyengat tubuh dan mata.
Sabtu (9/3) siang itu, terlihat jalanan cukup ramai. Jalanan
semakin padat ketika lampu merah menyala. Kendaraan yang lalu - lalang dari
arah Jalan Turangga menuju Jalan Gatot Subroto lalu berhenti. Dari kejauhan terlihat
sesosok tubuh berwarna silver berdiri di perempatan lampu merah. Sosok tubuh
itu rupanya berjalan menghampiri setiap kendaraan yang berhenti.
Ya,
sosok tubuh itu tak lain dari manusia yang mewarnai tubuhnya dengan cat bewarna
silver. Mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki dicat, hanya mata saja yang tersisa
berwarna hitam. Tak ketinggalan baju, topi atau aksesoris yang dipakai robot
silver itu pun dicat dengan warna silver. Tubuhnya yang kurus bertelanjang
dada, ada juga yang memakai celana pendek, memakai alas kaki dan hebatnya lagi
ada yang tidak memakai alas kaki. Mereka kuat menahan terik matahari dan aspal
jalanan. Hingga manusia bak robot yang berjalan itu membuat perhatian sebagian
orang yang belum pernah melihatnya.
Uniknya,
manusia silver itu tidak sendiri, melainkan banyak. Ada tiga sampai empat sosok
yang berdiri. Mereka terlihat membawa sebuah kotak yang tak lain itu adalah
seperti kardus bekas yang bertuliskan “Peduli Yatim Piatu ?”. Tak ketinggalan kotaknya
pun dicat dengan warna silver seperti tubuhnya.
Lampu
merah pun menyala, saatnya mereka beraksi menuju kendaraan yang sedang berhenti
seketika. Dengan gaya kedua tangan di depan yang menyerupai robot sedang berjalan,
mereka meminta sumbangan. Kemudian robot silver itu menghampiri menyodorkan
kardus, dan pengendara memasukan uang tanpa ragu-ragu. Dari receh hingga uang
kertas, masuk kedalam kardus tersebut. Tak sungkan para robot silver itu pun
tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada pengendara.
Tanpa
mengenal lelah dan panas para robot silver itu tetap menjalankan tugasnya.
Semangatnya yang begitu besar, itu terbukti ketika mereka terus menghampiri
kesetiap pengendara yang berhenti. Ketika salah satu robot silver itu merasa
lelah, ia akan meneduh untuk beristirahat sejenak untuk meminum air untuk
menghilangkan dahaga. Selang beberapa menit, kemudian ia kembali untuk bertugas
mencari sumbangan. Itu dilakukan secara bergantian dengan robot silver yang
lainnya.
Robot
silver ala kota bandung ini ternyata bukan hanya sekedar mata pencaharian,
melainkan mereka adalah sebuah komunitas. Dimana komunitas ini dinamakan
“Komunitas Silver Peduli”.
Komunitas
ini sudah lama adanya. Para Robot Silver
itu melakukan aksinya setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu.
Hanya saja jumat adalah hari libur untuk mereka yang menjadi manusia silver.
Aksi
para robot silver itu bukan hanya terdapat di kawasan perempatan Buah Batu,
melainkan di Gatot Subroto, Cihampelas, Dago dll dimana sudah tersebar di kota
Bandung. Kawasan perempatan Buah Batu inilah adalah pusat pembagian dari
manusia silver itu sendiri. Pembagian wilayah dan jumlah manusia silver
dilakukan setiap tanggal 25 setiap bulannya.
Saat
diketemui dilapangansalah seorang dari manusia silver itu bernama Iwan, yang
sedang beraksi di kawasan Gatot Subroto bersama rekan-rekan manusia silver
lainnya dengan penuh semangat dibawah terik sinar matahari yang mulai
menghinggapi tubuh silver mereka.
0 comments:
Post a Comment